Kamis, 03 Maret 2011

Ilmu Memotivasi Karyawan

Memotivasi karyawan agar menjalankan pekerjaannya yang terbaik secara konsisten telah menjadi tantangan yang berkelanjutan bagi para pemilik usaha. Dari jaman industri klasik, hingga kini; dengan ilmu pengetahuan tentang otak manusia terbaru. Berikut beberapa tips memotivasi karyawan dengan ilmu pengetahuan modern.

Meski banyak faktor dari luar yang mempengaruhi motivasi karyawan; seperti bayarannya, peraturan yang mengikat, lingkungan dan suasana pekerjaan, dll. Namun yang paling meningkatkan motivasi karyawan adalah faktor-faktor intrinsik dari sebuah pekerjaan: tingkat tantangan, kenaikan tanggung jawab, tugas-tugas yang menarik, rasa pencapaian pribadi. Sehingga teori kuno yang memanfaatkan imbalan dan sanksi perlu disempurnakan dengan beberapa sumber motivator dari dalam.

Perusahaan membutuhkan karyawan yang termotivasi agar bertahan dari persaingan dan terus berekspansi. Beberapa penelitian terkini membuktikan bahwa banyak karyawan cenderung lebih termotivasi oleh tingkat tantangan yang menarik dari suatu pekerjaan daripada bayarannya sendiri (asalkan kompensasi finansialnya sudah bisa dianggap mampu mencukupi kebutuhan karyawan ybs.) Dan motivasi mesti ditimbulkan dari dalam diri karyawan, dengan kehendak bebasnya dan perilaku yang berdasarkan prinsip kepemimpinan diri. Karyawan juga harus bisa menumbuhkan rasa tanggung jawab untuk memajukan perusahaan.

Riset di universitas terkenal di Amerika, Harvard, menunjukkan bahwa dorongan motivasi utamanya berasal dari empat faktor: dorongan untuk pencapaian (meraih penghasilan yang memuaskan, mendapatkan materi); dorongan untuk berkelompok/bersosialisasi dalam suatu komunitas; dorongan untuk memahami/memaknai tindakan yang tepat; dan dorongan untuk mempertahankan apa-apa yang dimiliki.

Perusahaan yang menginginkan karyawannya termotivasi seharusnya memenuhi keempat dorongan ini. Beberapa contohnya adalah dengan mengaplikasikan sistem remunerasi yang mencukupi dan sesuai kinerja, penerapan budaya perusahaan yang mengedepankan kolaborasi dan kerjasama tim, memberikan tugas-tugas yang bermakna penting dan memberikan rasa kontribusi yang signifikan bagi perusahaan, pelaksanaan prosedur serta operasional yang transparan dan adil. Akan tetapi, ini hanyalah hal mendasar. Perusahaan yang ingin meningkatkan motivasi karyawannya lebih tinggi lagi secara konsisten mesti melengkapi strategi motivasinya.

Motivasi yang sejati bisa dibagi menjadi tiga elemen: otonomi yang berarti hasrat untuk mandiri, penguasaan yang berarti hasrat untuk meningkatkan keahlian diri, dan makna yang berarti rasa ingin melayani suatu tujuan yang lebih besar dari tujuan pribadi. Tehnik kuno seperti komando/kontrol atau memerintah/mengendalikan malah bisa membahayakan perusahaan di masa persaingan ketat di jaman modern ini.

Sekarang, penemuan terbaru di bidang ilmu pengetahuan tentang otak dan saraf membuat wawasan para ilmuwan sebelum tahun 2000an menjadi banyak salahnya, hampir 80% salah. Teknologi seperti fMRI yang memberikan imaji aktivitas otak yang lebih akurat, baru ditemukan dalam 5 tahun terakhir ini. Motivasi ternyata sangat berkaitan erat dengan kondisi otak dan saraf, reaksi kimiawi dari hormon-hormon dan respon emosi. Implikasinya, perusahaan-perusahaan di era teknologi canggih ini harus memiliki bekal ilmu motivasi yang terbaru agar tidak salah strategi dan kalah bersaing. Jaman telah berubah, banyak penemuan baru, dan tantangan yang semakin menyulitkan.

Untuk informasi lebih lanjut dari ilmu pengetahuan terkini yang terkait dengan motivasi seperti: neuroscience, psikologi dan neuroplasticity, NLP, dll. Silahkan hubungi 087878105050 dan email ke: brandneweja@gmail.com untuk training/coaching/mentoring/workshop/seminar motivasi di perusahaan Anda.

Senin, 28 Februari 2011

Taktik2 dari Strategi Motivasi Karyawan 1

Memotivasi karyawan diperlukan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan dalam aktivitas bisnisnya. Bagaimanakah tehnik motivasi karyawan yang paling efektif? Selain, dengan sistem remunerasi/gaji yang adil dan mencukupi, perusahaan perlu beberapa taktik dalam strategi meningkatkan motivasi karyawan seperti:

Pertama, karyawan perlu diingatkan secara rutin perannya dalam berkontribusi terhadap perusahaan. Seperti seberapa pentingnya fungsi yang dipegang oleh masing-masing karyawan. Hal ini diperlukan untuk membuat karyawan merasakan ikatan moral dengan perusahaan. Karyawan juga perlu diberikan gambaran akan tantangan yang mungkin dihadapi di masa yang akan datang sehingga lebih siap dan memiliki rencana untuk mengantisipasi segala hambatan di dalam pekerjaannya. Rasa antisipasi inilah yang akan memacu semangat para karyawan agar terus rajin dalam bekerja dan meraih target.

Selanjutnya, strategi motivasi karyawan yang telah teruji dan terbukti adalah meningkatkan rasa kekeluargaan dan kebersamaan di antara karyawan; khususnya lagi pada hubungan antara atasan dan bawahan. Memperlakukan karyawan secara manusiawi daripada menganggapnya aset seperti mesin atau robot supaya karyawan memiliki ikatan emosional dan tidak mudah pindah perusahaan. Mayoritas kepindahan karyawan disebabkan oleh hubungan yang tidak harmonis di tempat kerja, biasanya berasal dari perilaku atasan yang kurang disukai bawahan. Maka, perusahaan mesti menerapkan budaya perusahaan yang profesional namun memiliki sifat sosial seperti toleransi dan keakraban bersama.

Dan yang ketiga dalam artikel ini (bukan taktik terakhir dari seri strategi motivasi karyawan) adalah: memberikan insentif berupa komisi atau bonus yangrutin/berkala dan bisa juga disesuaikan dengan prestasi dari masing-masing karyawan. Para karyawan akan lebih termotivasi dengan niat memperoleh kompensasi tambahan ini dan bonus semacam ini bisa menciptakan persaingan yang sehat antar karyawan. Perusahaan tidak boleh pelit dalam memberikan imbalan tambahan ini/bonus (walaupun bonus yang diberikan berjumlah sangat sedikit sebagai contohnya). Para karyawan akan semakin termotivasi, khususnya bagi mereka yang sedang berkeluarga. Bonus akan meningkatkan motivasi karyawan yang ingin mendapatkannya.

Demikianlah sebagian taktik dari strategi motivasi karyawan yang telah terbukti efektif dalam meningkatkan produktivitas perusahaan; penguat mental/inisiatif, penanaman budaya tim, dan penghargaan berupa bonus. Masih ada beberapa taktik psikologis untuk meningkatkan motivasi karyawan. Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa menghubungi saya: Reza Wahyu di nomer telpon 087878105050 atau email ke: brandneweja@gmail.com untuk mengadakan workshop internal, seminar privat, business coaching, atau inhouse training untuk para karyawan perusahaan dan eksekutif. Hubungi sekarang! Sekali lagi kontak:

Info: 0878105050 (handphone) & brandneweja@gmail.com (email)

Minggu, 27 Februari 2011

Motivasi Karyawan

Motivasi karyawan adalah hal yang penting karena karyawan yang termotivasi akan mendorong produktivitas. Dan kemajuan perusahaan ditentukan oleh tingkat produktivitas karyawannya. Produktivitas yang tinggi dihasilkan dari motivasi yang sejati, yang lebih menjurus kepada motivasi internal daripada motivasi yang bersifat eksternal. Namun tantangannya adalah bagaimana perusahaan memicu motivasi yang berasal dari dalam diri karyawan itu sendiri sehingga motivasi itu bersifat internal.

Sulitnya, banyak perusahaan mengandalkan jenis motivasi ekternal saja. Motivasi eksternal ini bisa berupa; gaji yang besar, bonus yang tinggi, komisi yang menarik, tunjangan, dsb. Dilemanya adalah, semakin produktif karyawan, dia semakin mengejar insentif eksternal ini bahkan hingga ke perusahaan lain. Sehingga loyalitas berkurang dan tingkat kepindahan karyawan yang produktif menjadi merugikan perusahaan. Di era persaingan ini, selain bersaing di pasar untuk hasil produksi perusahaan, perusahaan harus mampu juga berinovasi dalam menciptakan motivasi karyawan khususnya secara internal agar unggul bersaing di dalam pasar tenaga kerjanya atau sumber daya manusia. Perusahaan harus mampu menyediakan nilai lebih bagi karyawannya yang bekerja di dalam perusahaan sehingga termotivasi untuk terus menjadi karyawan yang produktif.

Saya akan memaparkan secara sekilas beberapa poin kunci dalam strategi meningkatkan motivasi karyawan agar produktif, namun untuk paparan jelasnya; perusahaan Anda bisa mengundang saya untuk menerangkan lebih komprehensif dan secara praktis. Anda bisa menghubungi saya di nomer telpon: 087878105050 dan email di: brandneweja@gmail.com untuk in-house training, workshop/seminar, dan business coaching. Berikut beberapa poin kunci dari strategi meningkatkan motivasi karyawan agar produktivitas tinggi:

identifikasi dan analisa proses bisnis perusahaan Anda yang paling kritis/penting. Cari dan pelajari departemen-departemen di dalam perusahaan yang menjadi 'nyawa' perusahaan. Berikan perhatian lebih sebagai proyek pionir untuk teladan departemen yang lainnya. Siapkan rencana pemberian penghargaan yang bersifat imateri untuk pencapaian beberapa karyawan yang berprestasi yang bisa berupa: pengakuan secara seremonial dan publik, pemberian pelatihan dan pendidikan khusus bagi yang berprestasi, program beasiswa dan kursus, penghargaan dari para direksi secara langsung, serta bimbingan belajar untuk pengembangan dan pertumbuhan ilmu pengetahuan/wawasan dari para karyawan. Dan sebagainya.

Inilah beberapa ide untuk memicu motivasi karyawan secara internal. Masih banyak ide lainnya yang disesuaikan dengan karakter dan kebutuhan dari masing-masing karyawan secara spesifik. Dan pada intinya adalah; membuat karyawan merasa hutang budi (bukan materi), terhadap perusahaan, sehingga dia akan loyal dan tahan godaan iming-iming materi dari perusahaan lainnya. Tentu saja, dengan syarat materi awal telah terpenuhi; sistem remunerasi dan penilaian yang adil sesuai harapan para karyawan. Jika seorang karyawan sudah merasa cukup puas dan merasa kinerja serta keahliannya dinilai secara pas, maka tambahan insentif secara internal akan memicu motivasi dan loyalitas karyawan ybs.

Sekian dulu, semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita semua. Dan jika ada pertanyaan, informasi yang kurang jelas, serta ingin mengundang saya sebagai pembicara, pelatih, dll. Anda dapat menghubungi saya di nomer 087878105050 dan mengotak saya di email: brandneweja@gmail.com

Join saya di twitter: @rezawismail
Serta facebook di: brandneweja@yahoo.com

Salam Sejahtera Semua!!!

Minggu, 06 Februari 2011

Cara Mudah 'tuk Berubah

Kunci dari perubahan yang mudah bukahlah dengan kekuatan kehendak (will power) yang besar. Justru kehendak yang besar bisa sangat melelahkan karena kekuatan/energi kita terbatas dan ketakutan untuk berubah bisa jadi amat melumpuhkan. Kita bisa bayangkan perubahan atau kebiasaan baru yang diinginkan seperti menaklukkan gunung.

Gunung yang tinggi, bisa ditaklukkan dari dua arah. Arah lurus ke atas, yang membutuhkan tenaga yang besar (melambangkan kekuatan kehendak). Namun kita bisa terjatuh kelelahan belum sampai di puncak. Atau kita bisa ambil arah yang kedua: arah melingkar mengelilingi gunung (bisa zig-zag atau spiral jalurnya) menuju puncak bisa dengan santai dan tenaga yang seperlunya saja berjalan. Kemungkinan sampai puncak gunung akan lebih besar dengan tenaga yang cukup. Inilah analogi dari kaizenhabit.

Kunci dari kaizen habitsecara sederhana adalah: mulai dari yang kecil/mudah, lalu tingkatkan secara bertahap, buat jadi menyenangkan atau bersifat sosial/kebersamaan, dan catat perkembangannya/kemajuannya serta evaluasi. Inilah beberapa pointer dari kaizenhabit: cara mudah untuk berubah. Mari kita jabarkan satu-satu dengan contoh: ingin menjadi pelari/berolah raga.

1. Mulai dari yang Kecil
Bangun kebiasaan yang mampu dimulai dengan mudah dan tak mungkin gagal. Yang penting bisa dilakukan dalam beberapa waktu. Dalam contoh ini: berlari setengah kilometer saja setiap hari selama dua minggu. Jika (masih) gagal dan tak bisa secara rutin selama dua minggu begitu; cukup mulai dengan memakai sepatu olah raga dan berdiri dengan sepatu tersebut selama semenit, setiap hari, selama minimal dua minggu (pasti bisa kan?). Yang terpenting adalah menginstall mindset di tahap ini, ini baru fase pembentukan mindset/bukan fase pembentukan kebiasaan.

2. Lakukan Bertahap
Setelah beberapa saat berhasil mulai kecil/melakukan yang mudah (pointer satu), selanjutnya ditingkatkan intensitas atau durasinya. Jangan lakukan kedua-duanya. Contoh: sesudah berhasil berlari sejauh setengah km setiap hari selama sebulan, barulah ditingkatkan menjadi selama 1 kilometer jaraknya. Jangan lakukan kesalahan banyak pemula, karena antusiasme sesaat jadi ingin secepatnya berhasil meningkatkan dan merusah tahapan. Lalu jadi terbebani/overtraining atau cidera atau malah jadi malas dan kebiasaan baru belum sempat terbentuk. Lakukan secara mudah dulu selama beberapa waktu sampai menjadi kebiasaan, barulah ditingkatkan (secara bertahap!). Ingat, tetap pakai prinsip masih mudah dilakukan.

3. Buat Menyenangkan/Jadikan Sosial
Berikan reward-reward kecil yang menyenangkan (jangan yang mahal/agar termotivasi tetap secara internal bukan motivasi eksternal yang tidak awet). Ciptakan keseruan, ajak teman bareng dan untuk berbicara/ngobrol-ngobrol atau buat semacam tantangan/lomba bersama komunitas atau anggota keluarga. Cari selalu aspek yang bisa menginspirasi, jadikan minat dan hobi. Contoh: cari teman untuk berolahraga bersama, berolahraga dengan bermain bersama anak. Membaca artikel/buku/majalah yang terkait atau dengar musik yang menyemangati. Pilih olah raga yang disukai dan pikirkan pikiran/khayalan/impian/kenangan yang menyenangkan. Jadikan kebiasaan baru ini seru dan menyenangkan (minimal bersama-sama). Lemparkan tantangan/lomba.

4. Catat Kemajuan
Ini langkah sepele namun penting. Agar tetap termotivasi, kita perlu melihat beberapa pencapaian yang telah diraih. Agar kita terus semangat ke tujuan, kita harus tahu sudah seberapa maju perkembangan kita selama ini berusaha berubah/membentuk kebiasaan baru. Kita juga bisa memantau kesalahan-kesalahan kita jika semuanya tercatat dengan rapih. Kita bisa melihat dan memilih, pola-pola mana yang berhasil dan mana yang kurang berhasil. Catatan ini penting untuk tahap selanjutnya: evaluasi.

5. Evaluasi
Bagi energi secara bijak. Ada waktunya bertindak, ada waktunya berpikir. Jangan berpikir sambil bertindak, atau sebaliknya: bertindak sembari berpikir. Itu akan menghabiskan energi kita dan bisa menimbulkan kemunduran. Lebih baik berpikir di saat kita sedang beristirahat. Ketika sedang tidak melakukan aktivitas dalam contoh ini: saat sedang tidak berlari/berolahraga, kita rancang sebaik-baiknya rencana/action plan, atau beberapa checklist penting hasil evaluasi dari catatan kita. Begitu juga untuk para pemula, sebelum memulai berlari/berolahraga pikirkan dahulu secara matang (kalau perlu hingga kapan/dimana memakai sepatu olahraga warna apa) sebelum beraksi. Jangan berpikir ketika sedang beraktivitas. Persiapkan secara maksimal dan eksekusi rencana tanpa perlu berpikir lagi (setelah berisitirahat baru dievaluasi). Evaluasi selain bahannya dari catatan (di pointer 4), kita bisa juga meminta masukan/saran dari orang lain, menambah wawasan dan ilmu dengan membaca, mencari solusi kreatif/out of the box thinking.

Semoga berguna. Sebagian tulisan ini terinspirasi oleh situs: zenhabits.net dan pengalaman pribadi yang telah diuji oleh diri sendiri dan beberapa orang, serta telah terbukti berhasil/sukses. Agar perubahan semakin efektif, membawa kemajuan/peningkatan dan semakin termotivasi; hubungi 087878105050 atau email: brandneweja(at)gmail.com untuk konsultasi, mengadakan workshop motivasi/marketing, mengundang saya untuk training in-house, dan/atau ingin mengajak kerjasama seminar motivasi untuk marketing dan umum. Terima kasih!

Senin, 24 Januari 2011

Kebiasaan; Kunci Perubahan Permanen

Untuk berkembang, mengalami peningkatan, kenaikan pada produktivitas dibutuhkan perubahan. Dan agar kemajuan yang terjadi bisa konsisten, maka diperlukan perubahan yang permanen.

Contohnya, jika sebuah perusahaan pemasaran ingin meningkatkan volume atau profit secara signifikan, maka pola bisnisnya perlu diubah. Dan supaya peningkatan yang terjadi tidak hanya sekali-dua kali namun berkali-kali dan seterusnya; perubahan yang permanen mutlak diperlukan.

Dan apakah kunci dari perubahan permanen? Kunci dari perubahan yang permanen adalah kebiasaan. Dalam konteks perusahaan, kebiasaan bisa diimplementasikan sebagai budaya perusahaan. Corporate culture. Untuk instalasi budaya perusahaan menjadi nilai-nilai yang tertanam pada setiap aktivitas pegawai, diperlukan sebuah proses. Proses yang saya sebut; kaizenhabits.

Berikut adalah beberapa pointer dari kaizenhabits:
1. Mengidentikasi tujuan dari perubahan yang diinginkan secara detail dan tertulis yang terinspirasi dari visi utama perusahaan dan idealisme para pegawai yang disarankan secara kolektif dengan survey atau meeting bersama.
2. Menetapkan satu atau beberapa orang sebagai pemimpin perubahan secara hirarkis yang disebut agents of change yang mengerti sistem penghargaan dan re-inforcements. Lalu membuat kelompok-kelompok kecil yang saling berkompetisi secara sehat menuju tujuan dari perubahan yang diinginkan.
3. Membuat rencana tindakan yang diperlukan untuk menginisiasi perubahan dan dapat dirrubah menjadi rutinitas yang berakar pada nilai-nilai budaya perusahaan. Dirangkum dari penulisan komitmen bersama tanpa paksaan serta usulan tertulis dan terpublikasi dari para pegawai.
4. Mengurutkan rencana tindakan menjadi beberapa tindakan spesifik dengan jadwal pelaksanaannya, sesuai prioritasnya, dan target minimal (contoh: berdurasi sekurang-kurangnya 30 menit 3 kali seminggu). Prioritas berarti maksimal hanya 3 sasaran yang dianggap amat sangat penting dicapai secara subyektif.
5. Pelaksanaan yang dipaksakan berjalan tanpa terputus selama 66 hari (secara berurutan). Hal ini diperlukan agar perubahan menjadi permanen sebagai kebiasaan yang bisa berjalan otomatis bukan hanya menjadi tindakan/gebrakan sesaat. Inilah yang disebut instalasi budaya. Tindakan yang baru dilaksanakan secara sengaja agar bertransformasi menjadi kebiasaan yang berdasarkan nilai menjadi aktivitas rutin yang berjalan secara otomatis. Bayangkan ini seperti proses awal pilot belajar mengendalikan pesawat dengan berlatih selama beberapa jam terbang tertentu. Atau ketika kita belajar mengemudi, contoh lainnya: saat pertama belajar menggosok gigi. Dari disengaja secara sadar menjadi aktivitas otomatis secara bawah sadar/disebut: kebiasaan.
6. Memaksimalkan peran para agent of change dengan mengevaluasi perubahan terhadap tujuan-tujuan utama yang telah ditetapkan secara frekuentatif. Bisa juga dengan mempublikasikan laporan/berita dalam media perusahaan agar semakin tersosialiasi. Serta boleh ditambah dengan pernyataan sikap di depan umum.
7. Mengajak peran aktif figur otoritas seperti komiasaria, dewan direksi, atasan, dokter, polisi/tentara, atau pakar terkait yang disegani. Partisipasi bisa dalam pernyataan komitmen bersama, pemberian penghargaan, pengarahan dan training/coaching, atau keteladanan
8. Memberikan penghargaan yang tidak perlu tinggi nilai materialnya namun tinggi secara psikologis/emosional/spiritual dan menetapkan deadline/tenggat waktu dalam penulisan komitmen bersama bagi yang belum/ingin mendapatkan penghargaan tersebut.
9. Menyederhanakan semua langkah pelaksanaan perubahan menjadi mudah dilakukan. Mulai dari yang paling kecil barulah ditingkatkan daripada perubahan besar-besaran namun bisa menghabiskan energi. Lebih baik tindakannya bisa konsisten tak terputus agar berubah menjadi kebiasaan/rutinitas yang konsisten. Kunci dari budaya yang permanen adalah kaizen. Sedikit demi sedikit namun terus menerus tanpa henti. Ini adalah langkah terpenting: kaizenhabits, kalau perlu kurangi intensitas kalau aktivitas perubahan menjadi macet (contoh: kurangi durasi dari minimal 30 menit menjadi hanya 5 menit saja! Namun akan terus ditingkatkan jika sudah bisa menjadi kebiasaan minimal sebulan).

Demikianlah kunci dari perubahan yang permanen. Kaizenhabits. Kita juga bisa menggunakan resepnya menjadi pengembangan pribadi. Ubah diri sendiri dengan menjadi agent of change bagi pikiran, emosi, dan tindakan sehari-hari menjadi kebiasaan baru yang menyehatkan/menguntungkan. Salam sejahtera!

Info untuk konsultasi dan training: 087878105050 dan email: brandneweja(a)gmail.com tulis nama, nomer kontak, perusahaan/jenis industri/jumlah pegawai, dan harapan/tujuan konsultasi/training.

Selasa, 18 Januari 2011

5 Demotivator Musuh Produktivitas (bagian 1)

Dari beragam klien perusahaan yang saya temui, banyak dari karyawannya, bahkan pemimpinnya, yang melakukan beberapa kesalahan motivasi sehingga menurunkan produktivitas. Beberapa kesalahan motivasional ini, saya sebut sebagai 5 demotivator, yaitu sebagai berikut:

1. Tidak Mencintai Pekerjaan
Prinsip "Melakukan pekerjaan yang dicintai" adalah tips produktivitas utama. Kita akan lebih produktif dalam bidang pekerjaan yang kita senangi. Sayangnya, banyak karyawan merasa terikat pada pekerjaan yang tidak disukai.

Namun, jika kita tidak mendapatkan pekerjaan yang dicintai, sebaiknya kita belajar mencintai pekerjaan yang kita lakukan. Oleh karena, pekerjaan yang dilakukan dengan perasaan terpaksa atau hanya disukai sedikit saja, tidak akan memberikan hasil yang optimal bagi perusahaan. Karyawan yang tidak mencintai secara maksimal pekerjaan, akan cenderung memberikan hasil yang minimal.

Bagaimana agar kita dapat mencintai pekerjaan kita? Kita bisa gunakan tehnik self-hipnosis, pemrograman pikiran/NLP, psikologi persuasif, hipnoterapi mendalam dan lain sebagainya. Info lebih lanjut, silahkan hubungi: 087878105050.

Saya sering mendengar banyak alasan mengapa orang-orang tidak bisa melakukan pekerjaan yang dicintainya; tidak cukup uangnya, tidak ada waktu dan kesempatan, tidak cukup ahli, tidak diijinkan orang tua atau istri, dll. Intinya adalah: ketakutan.
Orang-orang yang melakukan apa yang disukainya juga memiliki ketakutan, tapi mereka memilih untuk tidak diperbudak oleh ketakutannya. Mereka tidak beralasan dan mengatasi permasalahan. Dan pada akhirnya, kita memang harus memilih: berkomitmen pada pekerjaan dengan cinta atau tidak. Mana yang akan lebih memberikan kesusahan?

2. Berhenti Belajar
Banyak orang melakukan pekerjaannya tanpa berpikir lagi, sudah otomatis. Seperti rutinitas sehari-hari, contohnya: mandi, banyak orang tidak perlu lagi menambah pengetahuan dalam pekerjaannya sehari-hari. Dan tahu-tahu, dia semakin menurun kinerjanya karena target perusahaan yang semakin meningkat, kalah oleh persaingan yang semakin ketat serta keji, dan habis digilas perkembangan jaman.

Kembali lagi alasan klasik seperti tidak ada waktu, sudah berumur, pekerjaan yang sudah dikuasai, keahlian yang tak perlu tambahan tehnik, dll. Padahal, banyak ilmu pengetahuan baru di luar perusahaan kita, di bidang otak/neuroscience contohnya: yang mampu membantu kita memahami dan meningkatkan produktivitas secara lebih efektif.

Padahal, kita bisa memulai belajar dengan mudah lewat mendengarkan program-program edukasi dan motivasi. Lalu membaca artikel-artikel yang inspiratif dan informatif seperti ini. Dan mengikuti beragam seminar serta training untuk terus menjaga level motivasi kita tetap tinggi. Plus, menambah keahlian serta meningkatkan sikap kita menjadi lebih PD dan optimis yang pada akhirnya akan menaikkan produktivitas.

Selanjutnya untuk point nomer: 3. Kurang Fokus, 4. Kurang Efisien dan 5. Penundaan; akan dibahas pada artikel selanjutnya alias bersambung. Untuk meningkatkan produktivitas dan motivasi karyawan Anda, silahkan kontak 087878105050 atau email ke brandneweja@gmail.com untuk informasi program in-house training yang cocok untuk perusahaan Anda.

Sabtu, 15 Januari 2011

Tips & Trik Motivasi (I)

Tantangan dalam mencapai tujuan yang telah kita tetapkan, adalah memotivasi diri untuk terus berkomitmen dalam pengejaran target secara konsisten. Motivasi telah menjadi kunci penting untuk meraih kinerja yang produktif. Motivasi merupakan bahan bakar untuk menggapai prestasi yang tinggi.

Namun, motivasi bukanlah persoalan remeh; oleh karena tidak selalu mudah untuk memotivasi diri, apalagi untuk memotivasi orang lain. Pertama-tama, motivasi membutuhkan alasan yang kuat dan rasional. Selanjutnya, motivasi harus berdasarkan keinginan yang begitu menarik kita dan secara logika memiliki penjelasan mengapa kita sangat menginginkan pada apa yang menjadi tujuan kita. Inilah yang disebut sebagai motivasi yang tepat.

Dengan motivasi yang tepat sebagai awalnya, kita akan memiliki momentum yang bisa bertahan lama, agar kita dapat terus bergerak hingga kita memiliki peluang yang lebih tinggi untuk berhasil. Berikut adalah beberapa tips dan trik untuk memulai program aktivitas dengan tingkat motivasi yang tinggi:

Pecahlah tujuan menjadi beberapa sasaran yang kecil dan mudah dilakukan. Hal ini dilakukan untuk menjaga momentum kesuksesan, dan menjaga konsistensi sampai aktivitas kita menjadi kebiasaan/habit. Contohnya adalah; jika tujuannya ingin sehat dengan berolahraga, jangan mulai dengan berlari maraton atau fitnes selama 3 jam setiap hari! Mulailah dengan latihan ringan 15 menit setiap hari. Bahkan kalau sulit dan tidak bisa setiap hari, kurangi menjadi berlatih selama 5 menit saja. Yang penting kita bisa secara konsisten berlatih setiap hari, sampai latihan tersebut berhasil menjadi kebiasaan sehari-hari/habit, yang menurut penelitian membutuhkan waktu rata-rata minimal 66 hari untuk membentuk suatu kebiasaan baru.

Selanjutnya, kita harus fokus pada satu tugas saja. Jangan sampai kita membuang-buang energi dan melelahkan mental kita dengan memecah perhatian kepada beberapa hal sekaligus. Inilah yang dinamakan dengan fokus. Fokus akan memperbesar peluang kita untuk mampu bertahan lama dan berlaku konsisten dalam komitmen kita. Selanjutnya, seperti melatih suatu keahlian tertentu, kita akan menjadi semakin ahli dalam memfokuskan diri kepada lebih dari satu tugas secara bertahap.

Untuk meyakinkan diri bahwa apa yang kita lakukan benar-benar kita inginkan, kita tidak cukup hanya dengan memikirkan alasan dari motivasi kita saja. Kita perlu mengumumkan sasaran-sasaran kita secara publik dan secara konstan mengingatkan diri bahwa kita dipantau oleh orang lain. Kita bisa minta bantuan orang lain untuk memonitor kemajuan/progress kita, memberikan pengumuman, dan menuliskan komitmen publik di media massa atau membuat perjanjian dengan beberapa teman dan keluarga. Kita juga bisa minta dukungan dan dorongan dari orang-orang yang memiliki pikiran sejenis. Semacam kelompok belajar.

Kobarkan inspirasi kita sesering mungkin dengan imajinasi, gambar-gambar yang relevan, tulisan/cerita dan artikel atau buku-buku yang terkait dan yang inspiratif secara periodik. Coba visualisasikan impian kita, afirmasikan tujuan kita, atau mempelajari lebih dalam bidang yang sedang kita kerjakan. Kerjakan setiap hari minimal 66 hari sampai menjadi kebiasaan, berjanjilah!

Lalu, kita harus mengidentifikasikan beberapa indikator untuk mengukur dan memantau kemajuan kita dalam mencapai sasaran. Istilahnya, kalau kita ingin pergi ke suatu tempat tujuan, kita harus punya ancer-ancer sebagai indikator/tolak ukur apakah kita sudah dekat dengan tujuan dan tidak tersasar. Kita harus secara rutin mengevaluasi perkembangan kita, apakah cukup efektif dan terbukti maju secara signifikan untuk sampai pada tujuan yang telah kita tetapkan. Kita juga harus memiliki batasan minimal, seberapa minim keberhasilan yang harus kita peroleh. Buat rencana-rencana mikro. Contohnya jika ingin sukses berolahraga setiap hari, kita harus bisa berhasil berlatih paling sedikit selama 5 menit (batasan minimal).

Masih banyak beberapa tips dan trik motivasi yang ingin saya bagikan. Untuk konsultasi dan mengadakan training motivasi di perusahaan Anda, silahkan hubungi: 087878105050 dan email saya ke: brandneweja(a)gmail.com dengan menyertakan nama, perusahaan, kontak dan program training yang diinginkan.

Motivasi Tanpa Lebay (berlebihan)

Kita semua pernah merasakan semangat yang luar biasa. Membayangkan sebuah proyek impian sampai tidak bisa tidur. Termotivasi tingkat tinggi. Tapi hanya sebentar...Besok paginya, atau beberapa hari setelahnya, kita kembali normal. Bahkan motivasi yang sebelumnya membara, menjadi redup. Dan akhirnya mati. Motivasi yang dipicu emosi sesaat yang tidak tahan lama. Apakah familiar?

Banyak motivator menggunakan cara-cara membakar motivasi seperti ini. Suasana seminar dengan musik rock, teriakan membahana, berdiri tegak dan melompat-lompat, menggebrak meja, dll. Peserta diajarkan mengepalkan tangan dan mengatakan 'yes' dengan lantang atau kata-kata bersemangat lainnya seperti: dahsyat, luar biasa, sukses, pasti bisa!, dll. Dan kita pun menjadi sangat-sangat bersemangat dan emosional.

Tapi sayangnya, motivasi ini tidak bertahan lama. Sesampainya peserta di rumah, kembali ke realita, bekerja seperti biasa, dan semangat dari sang motivator lebay pun lenyap bagai asap. Ide-ide inspirasional seperti memulai bisnis baru, memudar sebelum sampai tahap eksekusi. Seminggu kemudian, ide itu pun mati tanpa ditindaklanjuti, seiring motivasi yang meredup lagi. Lalu, bagaimana mengelola motivasi hingga dampaknya bertahan lama?

Saya sudah meneliti dan mengikuti berbagai metode motivasi oleh para motivator lebay ini. Mereka bagus, bisa membuat kita termotivasi tingkat tinggi. Sayangnya motivasi tersebut tidak tahan lama, karena tidak praktis. Karena, tehnik motivasi yang digunakan, memanfaatkan emosi. Emosi peserta, dipancing dengan kegiatan-kegiatan emosional. Berteriak, melompat atau dengan membayangkan kesenangan plus kesusahan yang akan diterima.

Sayangnya, emosi bersifat sementara. Manusia, sehari-hari lebih banyak menggunakan logika dan rasionalitas. Emosi hanya sebagai pemicu dan kebanyakan dari kita, lebih aktif berpikir. Kalau seseorang terus-menerus emosi, apa yang terjadi? Bisa stres, gila, sakit, depresi, dll. Jadi yang diperlukan untuk motivasi jangka panjang adalah intelektualitas, bukan emosi yang sesaat.

Motivasi yang tahan lama adalah motivasi yang terencana dengan jelas dan bertransformasi menjadi kebiasaan/habit. Namun, motivasi intelek ini juga harus memuat kandungan emosional, namun tidak berlebihan. Bagaimanakah konsep motivasi yang tahan lama seperti ini?

Pertama-tama, kita harus menetapkan tujuan menjadi sasaran-sasaran dengan parameter yang jelas. Selanjutnya, sasaran dipecah-pecah menjadi beberapa langkah tindakan yang memiliki ukuran atau indikator. Semua yang direncanakan harus menyertakan target minimal dan antisipasi dari potensi halangan (manajemen risiko).

Lalu akhirnya, kita jadikan aktivitas menuju tujuan ini sebagai kebiasaan, yang dilakukan minimal 66 hari sebelum menjadi kebiasaan yang permanen.

Contohnya: jika saya termotivasi untuk berolahraga, saya melakukannya dengan logika dan pemikiran yang rasional. Saya melakukannya untuk kesehatan. Saya tak perlu memompa emosi untuk pergi ke gym. Saya akan membuat tujuan yang jelas, bukan hanya mengatakan saya akan berolahraga 3 kali seminggu, namun saya akan tuliskan di samping cermin: Saya akan berolahraga selama 30 menit pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu sore di Gym A bersama B latihan aerobik, angkat beban atau berlari/jogging sendiri. Lalu saya cukup hanya dengan membuat rencana yang detail dan antisipasinya (misalnya kalau hujan), ajak teman atau keluarga jika saya malas, dan tinggal pergi ke gym setiap hari yang ditentukan selama minimal 2 bulan agar menjadi kebiasaan yang tetap.

Namun, seperti yang saya katakan sebelumnya. Kita perlu emosi pemicu. Tapi emosi pemicu ini tidak perlu berlebihan. Emosi pemicu adalah tekanan yang kita harus rasakan untuk memulai program aktivitas yang telah kita rencanakan. Bagaimana caranya?

Kita bisa pilih, kita melakukan aktivitas yang direncanakan ini dengan pemicu: rasa takut atau rasa cinta. Lalu, kita tetapkan tujuan yang menantang dengan tidak terlalu mudah tapi agak sulit namun tak mustahil. Tetapkan tujuan sedikit di atas zona nyaman kita namun tetap terjangkau dengan usaha ekstra. Inilah yang disebut sebagai tekanan positif.

Lalu, bagaimana memicu motivasi awal dengan perasaan cinta atau rasa takut? Ini ada hubungannya dengan emosi yang disebut marah. Kemarahan adalah emosi unik yang dianggap negatif namun ternyata adalah emosi positif menurut riset ilmiah terkini.

Kita harus transformasikan perasaan menjadi kemarahan yang berfungsi sebagai bahan bakar motivasi-produktivitas kita. Tinggal bagaimana caranya agar kita mampu mengelola dan mengontrolnya. Saya akan paparkan di tulisan selanjutnya. Motivasi yang dipicu dengan rasa cinta atau takut, yang didorong oleh amarah yang positif.

Sampai nanti, jika Anda membutuhkan konsultasi atau menginginkan saya mengadakan training motivasi-marketing di perusahaan Anda, hubungi: 087878105050