Minggu, 06 Februari 2011

Cara Mudah 'tuk Berubah

Kunci dari perubahan yang mudah bukahlah dengan kekuatan kehendak (will power) yang besar. Justru kehendak yang besar bisa sangat melelahkan karena kekuatan/energi kita terbatas dan ketakutan untuk berubah bisa jadi amat melumpuhkan. Kita bisa bayangkan perubahan atau kebiasaan baru yang diinginkan seperti menaklukkan gunung.

Gunung yang tinggi, bisa ditaklukkan dari dua arah. Arah lurus ke atas, yang membutuhkan tenaga yang besar (melambangkan kekuatan kehendak). Namun kita bisa terjatuh kelelahan belum sampai di puncak. Atau kita bisa ambil arah yang kedua: arah melingkar mengelilingi gunung (bisa zig-zag atau spiral jalurnya) menuju puncak bisa dengan santai dan tenaga yang seperlunya saja berjalan. Kemungkinan sampai puncak gunung akan lebih besar dengan tenaga yang cukup. Inilah analogi dari kaizenhabit.

Kunci dari kaizen habitsecara sederhana adalah: mulai dari yang kecil/mudah, lalu tingkatkan secara bertahap, buat jadi menyenangkan atau bersifat sosial/kebersamaan, dan catat perkembangannya/kemajuannya serta evaluasi. Inilah beberapa pointer dari kaizenhabit: cara mudah untuk berubah. Mari kita jabarkan satu-satu dengan contoh: ingin menjadi pelari/berolah raga.

1. Mulai dari yang Kecil
Bangun kebiasaan yang mampu dimulai dengan mudah dan tak mungkin gagal. Yang penting bisa dilakukan dalam beberapa waktu. Dalam contoh ini: berlari setengah kilometer saja setiap hari selama dua minggu. Jika (masih) gagal dan tak bisa secara rutin selama dua minggu begitu; cukup mulai dengan memakai sepatu olah raga dan berdiri dengan sepatu tersebut selama semenit, setiap hari, selama minimal dua minggu (pasti bisa kan?). Yang terpenting adalah menginstall mindset di tahap ini, ini baru fase pembentukan mindset/bukan fase pembentukan kebiasaan.

2. Lakukan Bertahap
Setelah beberapa saat berhasil mulai kecil/melakukan yang mudah (pointer satu), selanjutnya ditingkatkan intensitas atau durasinya. Jangan lakukan kedua-duanya. Contoh: sesudah berhasil berlari sejauh setengah km setiap hari selama sebulan, barulah ditingkatkan menjadi selama 1 kilometer jaraknya. Jangan lakukan kesalahan banyak pemula, karena antusiasme sesaat jadi ingin secepatnya berhasil meningkatkan dan merusah tahapan. Lalu jadi terbebani/overtraining atau cidera atau malah jadi malas dan kebiasaan baru belum sempat terbentuk. Lakukan secara mudah dulu selama beberapa waktu sampai menjadi kebiasaan, barulah ditingkatkan (secara bertahap!). Ingat, tetap pakai prinsip masih mudah dilakukan.

3. Buat Menyenangkan/Jadikan Sosial
Berikan reward-reward kecil yang menyenangkan (jangan yang mahal/agar termotivasi tetap secara internal bukan motivasi eksternal yang tidak awet). Ciptakan keseruan, ajak teman bareng dan untuk berbicara/ngobrol-ngobrol atau buat semacam tantangan/lomba bersama komunitas atau anggota keluarga. Cari selalu aspek yang bisa menginspirasi, jadikan minat dan hobi. Contoh: cari teman untuk berolahraga bersama, berolahraga dengan bermain bersama anak. Membaca artikel/buku/majalah yang terkait atau dengar musik yang menyemangati. Pilih olah raga yang disukai dan pikirkan pikiran/khayalan/impian/kenangan yang menyenangkan. Jadikan kebiasaan baru ini seru dan menyenangkan (minimal bersama-sama). Lemparkan tantangan/lomba.

4. Catat Kemajuan
Ini langkah sepele namun penting. Agar tetap termotivasi, kita perlu melihat beberapa pencapaian yang telah diraih. Agar kita terus semangat ke tujuan, kita harus tahu sudah seberapa maju perkembangan kita selama ini berusaha berubah/membentuk kebiasaan baru. Kita juga bisa memantau kesalahan-kesalahan kita jika semuanya tercatat dengan rapih. Kita bisa melihat dan memilih, pola-pola mana yang berhasil dan mana yang kurang berhasil. Catatan ini penting untuk tahap selanjutnya: evaluasi.

5. Evaluasi
Bagi energi secara bijak. Ada waktunya bertindak, ada waktunya berpikir. Jangan berpikir sambil bertindak, atau sebaliknya: bertindak sembari berpikir. Itu akan menghabiskan energi kita dan bisa menimbulkan kemunduran. Lebih baik berpikir di saat kita sedang beristirahat. Ketika sedang tidak melakukan aktivitas dalam contoh ini: saat sedang tidak berlari/berolahraga, kita rancang sebaik-baiknya rencana/action plan, atau beberapa checklist penting hasil evaluasi dari catatan kita. Begitu juga untuk para pemula, sebelum memulai berlari/berolahraga pikirkan dahulu secara matang (kalau perlu hingga kapan/dimana memakai sepatu olahraga warna apa) sebelum beraksi. Jangan berpikir ketika sedang beraktivitas. Persiapkan secara maksimal dan eksekusi rencana tanpa perlu berpikir lagi (setelah berisitirahat baru dievaluasi). Evaluasi selain bahannya dari catatan (di pointer 4), kita bisa juga meminta masukan/saran dari orang lain, menambah wawasan dan ilmu dengan membaca, mencari solusi kreatif/out of the box thinking.

Semoga berguna. Sebagian tulisan ini terinspirasi oleh situs: zenhabits.net dan pengalaman pribadi yang telah diuji oleh diri sendiri dan beberapa orang, serta telah terbukti berhasil/sukses. Agar perubahan semakin efektif, membawa kemajuan/peningkatan dan semakin termotivasi; hubungi 087878105050 atau email: brandneweja(at)gmail.com untuk konsultasi, mengadakan workshop motivasi/marketing, mengundang saya untuk training in-house, dan/atau ingin mengajak kerjasama seminar motivasi untuk marketing dan umum. Terima kasih!