Kamis, 03 Maret 2011

Ilmu Memotivasi Karyawan

Memotivasi karyawan agar menjalankan pekerjaannya yang terbaik secara konsisten telah menjadi tantangan yang berkelanjutan bagi para pemilik usaha. Dari jaman industri klasik, hingga kini; dengan ilmu pengetahuan tentang otak manusia terbaru. Berikut beberapa tips memotivasi karyawan dengan ilmu pengetahuan modern.

Meski banyak faktor dari luar yang mempengaruhi motivasi karyawan; seperti bayarannya, peraturan yang mengikat, lingkungan dan suasana pekerjaan, dll. Namun yang paling meningkatkan motivasi karyawan adalah faktor-faktor intrinsik dari sebuah pekerjaan: tingkat tantangan, kenaikan tanggung jawab, tugas-tugas yang menarik, rasa pencapaian pribadi. Sehingga teori kuno yang memanfaatkan imbalan dan sanksi perlu disempurnakan dengan beberapa sumber motivator dari dalam.

Perusahaan membutuhkan karyawan yang termotivasi agar bertahan dari persaingan dan terus berekspansi. Beberapa penelitian terkini membuktikan bahwa banyak karyawan cenderung lebih termotivasi oleh tingkat tantangan yang menarik dari suatu pekerjaan daripada bayarannya sendiri (asalkan kompensasi finansialnya sudah bisa dianggap mampu mencukupi kebutuhan karyawan ybs.) Dan motivasi mesti ditimbulkan dari dalam diri karyawan, dengan kehendak bebasnya dan perilaku yang berdasarkan prinsip kepemimpinan diri. Karyawan juga harus bisa menumbuhkan rasa tanggung jawab untuk memajukan perusahaan.

Riset di universitas terkenal di Amerika, Harvard, menunjukkan bahwa dorongan motivasi utamanya berasal dari empat faktor: dorongan untuk pencapaian (meraih penghasilan yang memuaskan, mendapatkan materi); dorongan untuk berkelompok/bersosialisasi dalam suatu komunitas; dorongan untuk memahami/memaknai tindakan yang tepat; dan dorongan untuk mempertahankan apa-apa yang dimiliki.

Perusahaan yang menginginkan karyawannya termotivasi seharusnya memenuhi keempat dorongan ini. Beberapa contohnya adalah dengan mengaplikasikan sistem remunerasi yang mencukupi dan sesuai kinerja, penerapan budaya perusahaan yang mengedepankan kolaborasi dan kerjasama tim, memberikan tugas-tugas yang bermakna penting dan memberikan rasa kontribusi yang signifikan bagi perusahaan, pelaksanaan prosedur serta operasional yang transparan dan adil. Akan tetapi, ini hanyalah hal mendasar. Perusahaan yang ingin meningkatkan motivasi karyawannya lebih tinggi lagi secara konsisten mesti melengkapi strategi motivasinya.

Motivasi yang sejati bisa dibagi menjadi tiga elemen: otonomi yang berarti hasrat untuk mandiri, penguasaan yang berarti hasrat untuk meningkatkan keahlian diri, dan makna yang berarti rasa ingin melayani suatu tujuan yang lebih besar dari tujuan pribadi. Tehnik kuno seperti komando/kontrol atau memerintah/mengendalikan malah bisa membahayakan perusahaan di masa persaingan ketat di jaman modern ini.

Sekarang, penemuan terbaru di bidang ilmu pengetahuan tentang otak dan saraf membuat wawasan para ilmuwan sebelum tahun 2000an menjadi banyak salahnya, hampir 80% salah. Teknologi seperti fMRI yang memberikan imaji aktivitas otak yang lebih akurat, baru ditemukan dalam 5 tahun terakhir ini. Motivasi ternyata sangat berkaitan erat dengan kondisi otak dan saraf, reaksi kimiawi dari hormon-hormon dan respon emosi. Implikasinya, perusahaan-perusahaan di era teknologi canggih ini harus memiliki bekal ilmu motivasi yang terbaru agar tidak salah strategi dan kalah bersaing. Jaman telah berubah, banyak penemuan baru, dan tantangan yang semakin menyulitkan.

Untuk informasi lebih lanjut dari ilmu pengetahuan terkini yang terkait dengan motivasi seperti: neuroscience, psikologi dan neuroplasticity, NLP, dll. Silahkan hubungi 087878105050 dan email ke: brandneweja@gmail.com untuk training/coaching/mentoring/workshop/seminar motivasi di perusahaan Anda.